Membincangkan lagi ideologi
negara sama saja buang waktu. Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang
sudah final. Itulah petikan kata-kata yang disampaikan Rumadi, dari Wahid
Institute Jakarta, saat menyampaikan materi dalam Sekolah Demokrasi Pangkep
Angkatan Kedua, Sabtu, 21/04/2012, di Pangkep.
Menurut Rumadi, Orang islam pada
masa awal kemerdekaan, mereka lebih memilih mengorbankan ego keIslamannya, dan
lebih memilih hidup berbangsa, sehingga mereka menerima Pancasila sebagai dasar
negara. Namun dalam sejarahnya, bahkan sampai saat ini ada saja kelompok Islam
yang ingin mengungkit persoalan ini, dengan mencoba memaksakan Islam untuk
dijadikan ideologi negara.
Sedangkan menurut Rumadi juga,
menjadikan Islam sebagai sebuah ideologi justru mendegradasi makna Islam itu
sendiri, islam hanya akan menjadi arena politik, untuk merebut dan menduduki
kekuasaan saja, bahkan sebagai arena transaksi. Seharusnya Islam menjadi pedoman
hidup, menjadi bekal untuk menjalani hidup setelah mati.
Peserta sendiri mengungkapkan
kegalauannya melihat kondisi di daerahnya. Bahkan menurut Irwan (salah satu
peserta) Pangkep pernah menjadi ujung tombak penegakan syariah Islam di Sulsel.
Menurutnya, kelompok KPPSI (Komite Persiapan Penegakan Syariah Islam), setelah mereka
gagal di Bulukumba mereka mencoba untuk menggelindingkan bola panas tersebut ke
Kabupaten Pangkep. Bahkan sudah ada dua desa yang sempat menjadi desa percontohan
syariah Islam, Desa Tompobulu dan Desa Salemo. Namun, keinginan tersebut jalan
ditempat setelah Bupati Pangkep (Alm. H. Syafruddin Nur) yang waktu itu mendukung
penegakan syariah Islam di Pangkep meninggal dunia.
Inclass Sekolah Demokrasi Pangkep
ini adalah rangkaian kegiatan penyelenggaraan Sekolah Demokrasi yang terlaksana
atas kerjasama Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) Jakarta, dan Lembaga
Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel.