Tulisan ini juga dimuat di Harian Pagi Fajar, 7/11/2013
Bisa
dikatakan, dinamika demokrasi masih terjebak lubang hitam, perilaku yang
mencederai nilai-nilai demokrasi seperti money politik dan korupsi masih terus
menggerus keindonesiaan kita. Seolah bangsa ini bangsa “lalim”; seorang teman tega
memakan temannya sendiri, seorang sahabat tega memakan sahabatnya sendiri. Sesuatu
yang seharusnya menjadi hak orang lain pun di “embat” atas nama demokrasi.
Demokrasi
masih ideal ditataran ide, namun dalam prakteknya banyak orang yang memilih
mengingkari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku demi meraih jabatan atau
keuntungan ekonomi. Kesejahteraan yang diidamkan-idamkan rakyat secara umum
terasa masih jauh panggang dari api. Perjalanan untuk sampai tujuan tersebut bisa
dikatakan masih sangatlah terjal.
Fakta
hari ini seolah mengabarkan pada kita, bahwa semakin cerdas dan faham seseorang
terhadap sistem yang berlaku maka semakin canggih pula model pengingkaran
terhadap norma dan nilai-nilai tersebut.