Daftar Berita/Artikel Diterbitkan

Monday, January 24, 2011

Banjir dan Solusinya???

Seyogianya banjir menjadi satu bencana yang menakutkan bagi keberlangsungan hidup umat manusia di muka bumi. Karena tidak jarang banjir menelan banyak korban jiwa. Namun sebagian banjir juga sangat menggelikan, karena banjir tersebut selalu terjadi berulang-ulang. Tanpa mengkaji lebih jauh apa penyebabnya, agama menegaskan, bencana yang terjadi disekitar kita terjadi tak lain karena ulah tangan manusia itu sendiri.
Sumber daya alam yang kaya kadang oleh sebagian orang dijadikan sebagai satu komoditi yang harus dieksploitasi tanpa pemahaman tentang pentingnya menjaga alam demi keberlansungan hidup umat manusia. Tanpa perduli apa yang akan terjadi dengan aksi yang dilakukan, sebagian dari kita justru melakukan perusakan alam, pembalakan, penebangan hutan tanpa mendaur ulang atau melakukan kajian strategis dari akibat yang ditimbulkan.
Tidak jauh beda dengan apa yang terjadi di Sulsel. Sebagian besar sumber daya alam yang ada justru dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memperkaya diri tanpa memperdulikan keberlangsungan hidup mahluk disekitarnya.
Pangkep misalnya, salah satu kabupaten yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya di Sulsel. Namun pengelolaan sumber daya alam yang ada justru dimonopoli oleh sekelompok orang saja. Akibatnya gaap antara orang kaya dan orang miskin di Pangkep semakin jauh melebar. Sebagian orang yang mampu memanfaatkan momentum dengan melakukan perilaku korup dalam setiap langkahnya akhirnya mendapatkan hasil melimpah. Namun mereka yang mencoba mencari cara dengan berjalan di area yang lurus, jujur dan komitmen atas kesejahteraan bersama kadang harus jatuh bangun menahan rasa perih dan sakit.
Dampaknya pun bukan main, musim kemarau menjadi musim tanpa air di Pangkep, saat musim hujan tiba air meluap sampai masuk ke rumah-rumah warga. Walaupun banjir yang terjadi di Pangkep tergolong baru terjadi lagi setelah sekian lama, namun kerusakan hutan dan kawasan-kawasan kars dari penambangan liar dan eksploitasi alam besar-besaran sebagaimana yang dilakukan oleh Tonasa, salah satu perusahaan semen terbesar di Asia, akan menyebabkan bencana berkepanjangan.
Seringkali perusahaan-perusahaan tambang dan aparatus negara yang terlibat dalam mengeksploitasi alam tidak melakukan kajian strategis dalam memanfaatkan kekayaan alam. Bisa jadi yang dianggap sebagai suatu kebutuhan banyak orang justru menjadi bencana berkepanjangan bagi mahluk hidup di sekitarnya.
Begitupula yang terjadi di Kabupaten Luwu. Bahkan disinyalir banjir yang terjadi di Luwu Utara baru-baru ini adalah karena pembalakan liar yang terjadi dihulu sungai, sehingga sungai meluap dan menggenangi rumah dan lahan warga disekitar sungai selama berbulan-bulan.
Namun ironisnya, solusi yang diberikan pemerintah setempat berkaitan dengan penanganan masalah banjir masih jauh dari harapan. Solusi yang diberikan bukan solusi untuk mencegah agar hal tersebut tidak terjadi kembali. Namun solusi penanganan, penanggulangan, sehingga imbasnya adalah mengamankan bukan mencegah agar tidak terjadi.
Kalau di Luwu pemerintah gagal menghilangkan praktek pembalakan liar, di Pangkep penambangan demi penambangan masuk dan dengan mudah mendapatkan izin operasional dari pemerintah. Setelah terjadi kerusakan dan menghasilkan banjir, yang dilakukan pemerintah adalah melakukan penanggulangan, penyelamatan korban, bukan mencegah agar kerusakan hutan tidak terjadi lagi. Sehingga tidak salah kalau dikatakan pemerintah tutup mata dari imbas yang dialami oleh masyarakat di sekitar penambangan. Sehingga sampai hari ini bukan hanya masyarakat di sekitar penambangan yang merasakan akibat dari eksploitasi alam di Pangkep, namun jauh akan sengsara adalah anak cucu kita yang tinggal di Pangkep di masa ayang akan datang. Mujib

No comments:

Post a Comment