Daftar Berita/Artikel Diterbitkan

Thursday, September 29, 2011

Talk sama pentingnya dengan Action


Talk Only, No Action. Pernyataan ini seolah menggiring kita untuk mempertanyakan posisi kita. Namun, perlukah menetukan posisi diantara kedua hal tersebut?
Talk Only berarti (Hanya berbicara), No Action berarti (Tidak Bertindak/Bergerak Melakukan Sesuatu). Namun yang bagaimana itu Talk Only?
Kadang Talk Only bagi sebagian orang bermakna negatif. Bukankah Talk Only juga penting sebagai bagian dari kebebasan berbicara atau berpendapat.
Dalam hubungan rumah tangga, orang tua seringkali menggunakan Talk Only dalam menasehati anaknya. Walaupun begitu tidak jarang juga orang tua yang memukul, mencubit, menjewer bahkan melakukan tindakan kekerasan lain (action), hanya untuk membuat anaknya mengerti, mengikuti apa yang dia inginkan.
Hasil dari Talk Only kadang luar biasa dibanding anak yang dihasilkan dari (action) yang berlebihan. Karena sejak dini anak diajak berbicara, bercerita, berdialog, dan mendiskusikan banyak hal. Seorang anak mengerti hanya dengan ditunjukkan fakta-fakta yang ada disekitarnya, sehingga saat anak tersebut dewasa, dia belajar dari pengalaman hidupnya.
Beda halnya dengan anak yang dari sejak dini diajari dengan kekerasan. Terkadang hal tersebut menjelma dan terbawa sampai dia dewasa. Kekerasan dianggap sebagai suatu yang wajar. Bahkan menurut beberapa pakar perkembangan anak, anak yang dididik dengan kekerasan, di pukul dsb, justru cenderung lamban dalam perkembangan pemikirannya. Lebih fatal lagi kalau dianggap bahwa kekerasan adalah satu-satunya jalan menyelesaikan persoalan.
Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat misalnya, Talk Only juga penting untuk mendudukan masalah. Mendiskusikan problem di kampung, mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi. Bahkan dalam sejarahnya, hanya karena Talk masyarakat mampu menemukan berbagai alternatif menyiasati perbedaan dan pertentangan.
Justru banyak literatur yang menyebutkan, hanya karena Talk berbagai macam konflik fisik (action) diselesaikan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa action juga banyak memberikan sumbangsih atas kemajuan/ perubahan dan perkembangan dalam satu peradaban.
Perlu kiranya memetakkan kembali makna Talk Only. Kalau Talk Only dimaknai sebagai tindakan yang tidak penting, maka tidak perlu talk onli. Tapi kalau Talk Only dirasa penting, sebagai bagian dari kritik sosial, mengingatkan, menasehati, atau bahkan ada satu kondisi dimana Talk Only-lah yang bisa dilakukan, maka perlu Talk Only No Action.
Sebagai kesimpulan awal, Talk Only juga penting, tidak perlu melecehkan Talk Only. Begitupun Action juga penting untuk mengukur tindakan dari adanya Talk Only. Selama segala sesuatunya masih bisa dengan Talk Onli kenapa tidak. Tidak perlu repot-repot mengeluarkan otot, tidak perlu ada kekerasann fisik.

No comments:

Post a Comment