Daftar Berita/Artikel Diterbitkan

Thursday, July 10, 2014

Siapa dan Bagaimana Melihat Mangguliling

   Sudah lama saya mendengar tentang mangguliling. Bahkan beberapa kali ada ajakan untuk pergi kesana. Pasalnya air sungai mangguliling sangat mujarab. Beberapa orang menceritrakan, setelah pergi kesana beberapa orang merasa penyakitnya telah sembuh, atau beberapa keluhan yang dirasakan hilang. 

Mangguliling berlokasi disalah satu desa di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Awalnya sungai ini sungai biasa, hanya beberapa orang saja yang pergi kesana. Namun cerita demi cerita muncul, kemudian menjadi wacana umum. Saat ini, bukan saja masyarakat Pangkep yang pergi kesana, namun warga dari kabupaten-kabupaten lain di Sulsel datang ke Mangguliling, untuk membuktikan wacana yang berkembang tersebut. 

Mangguliling berpotensi menjadi ajang silaturahmi. Bagaimana tidak, dalam beberapa bulan terakhir pengunjung mangguliling mencapai ribuan orang dalam sehari. Mereka tidak hanya datang untuk mandi-mandi, namun berharap penyakit yang mereka miliki dapat sembuh dengan medium air sungai tersebut. 

Kebanyakan yang datang untuk mandi adalah orang yang memiliki penyakit tahunan, atau mereka yang putus asa karena penyakit yang dideritanya. Hal ini pun menciptakan interpretasi yang berbeda pada beberapa kalangan di Pangkep. Ada yang menganggapnya tahayul, ada yang menganggapnya musrik, namun banyak juga yang menegaskan kebenaran akan kemujaraban air mangguliling. 

Akhir-akhir ini gencar wacana penutupan Mangguliling. Alasan Pemda Pangkep pun bermacam-macam. Salah satunya karena sudah beberapa orang meninggal di mangguliling. Disisi lain hasil observasi dan penelitian dinas kesehatan kabupaten pangkep, bahwa sungai mangguliling tidak mengandung belerang. 

Alasan-alasan Pemda Pangkep seolah tidak melihat sisi positif dari mangguliling. Alasan tersebut lebih pada upaya melanggengkan kemapanan belaka. Bahwa orang sakit sudah selayaknya ke puskesmas atau rumah sakit yang telah dibuat dan disediakan Pemda. Bahwa orang sakit haruslah mengkonsumsi obat-obatan yang telah disediakan Pemda. Orang sakit sudah seharusnya pergi ke tenaga medis yang ada.

Setiap orang tentu melihat sesuatu dari posisinya. Kita sebagai orang kesehatan, yang setiap hari bergelut dengan obat-obatan kimia maupun herbal, kita yang setiap hari bergelut dengan teori kesehatan, kita yang setiap hari menangani penyakit dengan logika dan cara-cara professional, maka kita akan mengatakan, tidak masuk akal mangguliling dapat menyembuhkan penyakit. 

Kita sebagai ustadz, orang yang setiap hari bergelut dan mewacanakan soal halal dan haram, orang yang selalu mewacanakan syurga dan neraka, orang yang selalu mendengungkan salah dan benar, tentunya Mangguliling dianggap sebagai syirik (menyekutukan Tuhan). 

Teori kesehatan yang menggunakan logika tentu saja tidak memberi ruang pada sesutu yang ada di luar logika. Seorang Ustadz yang selalu memandang segala sesuatu dengan hitam putih, salah dan benar tentu saja tidak membenarkan masyarakat yang datang ke mangguliling. Namun sebagai Pemda tidak seharusnya hanya mengakomodasi kelompok tertentu saja dan mengabaikan sisi positif dari Mangguliling. 

Pemda harus melihat bahwa mangguliling memiliki potensi pariwisata, mangguliling dapat menciptakan sumber pendapatan masyarakat sekitar sungai, dan sebagainya. Pemda tidak perlu masuk pada upaya menghalal atau mengharamkan mangguliling. Serahkan urusan itu pada ulama dan ahli agama. Pemda tidak perlu mengkhawatirkan obat-obatan tidak laku dan tenaga medis yang ada di Pangkep akan kekurangan pasien. Yang perlu dilakukan Pemda adalah harus menjaga agar masyarakat yang datang kesana yang umumnya mengalami sakit bisa aman dan nyaman. Adanya beberapa orang yang meninggal di Mangguliling bisa jadi karena tidak adanya sentuhan Pemda dalam mengatur Mangguliling. 



No comments:

Post a Comment